Kamis, 08 November 2018

Dia

Dia terhebat
Kasih sepanjang hayat
Maaf tiada tara
Peluk hangat yg di damba

Oh... 
Mamah..
Malaikat tak bersayap yang selalu trgoreskan luka..
Oh...
Mamah...
Kasihku..  Belahan hidupku..
Cinta dan maaf tiada tara untk anak mu..
Doa sepanjang hembus nafasmu..
Pengorbanan trhebat selalu kau beri tanpa pamrih..
Mamah.. 
Kelak kau akan di jannah ilahi Rabi
Penghuni cercantik didalamnya..
Oh mamah..
Aku rindu...  Jgn pernah lepas kan aku dalam hangat kasih sygmu..
Oh mamah..  Pelukmu,  ciummu waktu yg hilang tanpamu aku harap dlm sela sela waktu yg hilang. 
I miss u mamamh..

Jumat, 02 November 2018

Pojok Cahaya

Laskar pangeran berkuda putih
Berpacu dengan gagah melahkah menghampiri seokor burung yang tak bersayap.. 
Bertiup cinta dan doa dalam setiap hembusan nafasnya.. 
Tak bnyak balasan yg didapat hanya kotoran dan bau unggas.. Namun ia tak pernah jenuh meski burung itu terbang.. 

Di senyap-senyap doa
Kepala menunduk,  kaki berlutut memohon ampun pada Allah yg telah memberikan cahaya mentari di lembaran hidup nya.. 
Ohhh..  
Kasih kuncup hidupku.. 
Ingin rasanya malam ini aku terbang bersama putaran waktu untuk mengulang hari kemarin bersamamu.. 
Ingin rasanya malam ini aku berbaring di pangkuanmu.. 
Meneteskan air mata pada kakimu..
Mencium aroma tubuhmu dan mendekapmu.. 
Oh...
Rabb ku kehidupanku.. 
Maafkan rasa syukurku untuk nya..  Yg tidak dapat membahagiakannya.. 
Oh, 
Puing serpihan hidupku.. Izinkan ku memulai nya kembali..  Y..  Y.. 
Engkau yg nyata untuk ku yang Tuhanku beri.. Izinkan aku berlutut mencintaimu dengan Allah diantara doa2 untk memelukmu. 

Sabtu, 06 Januari 2018

Mutiara segumpal darah

Pemberontakan dan kemarahan yang dipendam membuat langkah tak terarah, menjauhkan diri dari sang pencipta.
Jauh, jauh semakin jauh membengkokkan jalur langlah yang ditapaki tiba pada kesesatan yang nyata.

Kemarahan, kesedihan, kebingungan bergemuruh dalam ombak yang siap menerkam, sampai pada penyadaran itu hanyalah kesia-sia an.

Rasa letih melangkah mengharuskan berlutut dan tertatih, terdiam dan membisu dalam penyepian diri yang tak terjamah.
Hati yang begitu terluka, pengAbu an diri dalam tetes sebuah kebencian.

Sampai pada Tuhan menjentikkan jari, menangkap roh yang tiada arah dan tujuan itu.
Saat gumuruhan yang kotor menjadi anai yang berterbangan terganti menjadi tetes sebuah perjuangan, Segumpal mutiara.

Menyeka debu yang menempel pada tumpukan2 tak berpenghuni.
Menyerahkan diri pada sang pencipta, memadamkan amarah yang membumbung, memadamkan kobaran dendam dalam jiwa, meniup api yang berkobar, dan mencairkan kembali jiwa yang menjadi batu.

Mempercayakan Tuhan membuat jalur kembali pada jalurn yang ditapaki.
Memantapkan kembali kaki yang melangkah, dengan mutiara cinta yang tersenyum manja, hingga saat  ada penggengam tangan yang ulung  memeluk dengan cinta karena Rabb-Nya. Bukan masalalunya.

 Karena aku bukanlah penjahat
namun aku pernah terserat